Mendikbud Nadiem Makarim disambut Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wagub Josef Nae Soi di Bandara El Tari Kupang.
Foto: www.victorynews.id

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim, berkunjung ke Nusa Tenggara Timur hari ini Selasa (10/11/2020). Seperti dilansir dari www.victorynews.id  10/11/2020, Mendikbud tiba di bandara El Tari Kupang Selasa sore disambut  Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat  dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi. Menteri Nadiem selanjutnya bertolak ke Kabupaten Rote Ndao

Bagi insan pendidikan di NTT, kunjungan Mendikbud ini merupakan kesempatan berharga untuk menyampaikan aspirasi seputar tantangan dan permasalahan  dalam pengembangan pendidikan di NTT. 

Berikut ini adalah beberapa isu krusial yang penting untuk disampaikan kepada Pak Nadiem. 

Pertama, titip pesan nasib rekan-rekan kami guru honorer di NTT yang digaji jauh di bawah Upah Minimum Provinsi tahun 2020 sebesar Rp.1.950.000. Kondisi ini sangat masif dihadapi oleh ribuan guru honorer di NTT dari jenjang TK, SD hingga SMA. Rerata guru honorer di NTT diupah pada kisaran 300 ribu hingga 1 juta Rupiah. Jumlah ini jarang dibayar secara rutin setiap bulan, tetapi dirapel dua-tiga bulan. 

Fakta ini jelas bertentangan dengan sejumlah pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.  Sayangnya, pemerintah menutup mata pada diskriminasi ini. Pemerintah tahu dan sadar akan keberadaan guru-guru honorer, kepada mereka diterapkan beban kerja sesuai standar nasional pengelolaan pendidikan, namun mengabaikan hak mereka untuk mendapat upah yang layak sesuai peraturan perundangan.  Di saat bersamaan, tuntutan kualitas pembelajaran terus ditujukan kepada para guru, ini jelas tidak adil. 

Kedua, terkait dengan kebijakan digitalisasi sekolah pada 2021 mendatang, semoga Pak Nadiem berkenan melihat sendiri kesiapan sekolah-sekolah di pelosok NTT.  Sumber daya manusia dan ketersediaan fasilitas pendukung seperti jaringan internet,  adalah beberapa tantangan yang masih terus menjadi momok. Harapan kami, minimal signal telepon seluler tersedia di area sekolah, syukur-syukur jika ada jaringan internet, belum lagi bicara  ketersediaan perangkat laptop, PC, tablet dan lainnya. Kami sadar, digitalisasi sekolah adalah program yang sangat berguna, dalam kaitan dengan layanan pembelajaran, dan karenanya semoga program tersebut membuka jalan lainnya bagi sekolah untuk bisa dijangkau koneksi internet misalnya. 

Ketiga, menyambut kebijakan evaluasi Asessmen Nasional (AN) sebagai pengganti ujian nasional yang mulai diterapkan pada tahun 2021 mendatang, mohon kami sebagai guru dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis atau training yang berhubungan dengan AN. Langkah ini penting di tengah situasi pandemi, dengan frekwensi pembelajaran tatap muka yang minim, pada hal AN menuntut kemampuan literasi anak sebagai fondasi utama. 

Semoga di sela-sela menikmati waktu di titik paling Selatan Indonesia, Rote Ndao, Pak Nadiem membaca catatan kecil ini. Selamat datang di NTT Pak Menteri. 

Tepi laut Timor, 10 November 2020



Post a Comment