Suasana Pelatihan Jurnalistik Dasar di SMAN Kualin, Kamis, 16/6/2022


Hari Kamis, 16 Juni 2022, kami merintis satu langkah kecil lain, menyiapkan kapasitas murid untuk terlibat dalam tata kelola majalah dinding sekolah. Ini adalah salah satu upaya, dalam mendukung gerakan literasi sekolah, dengan perpustakaan sekolah sebagai pusatnya. Ada 26 murid  utusan terbaik dari setiap kelas, yang saya fasilitasi dalam Pelatihan Jurnalistik Dasar, Menulis Fiksi dan Pembentukan  Dewan Redaksi Mading. Dengan memanfaatkan pengalaman menulis dan memenangi beberapa event lomba menulis di Kemendikbud, saya terjun langsung memfasilitasi kegiatan ini. Tiada rotan, akar pun jadi. Tidak ada wartawan, guru penulis pun bisa, Kira-kira begitulah prinsipnya. 

Kami berbagi tentang jurnalistik dasar, menulis ragam fiksi, dan menyatukan persepsi soal tata kelola mading sekolah. Ilmu begini jarang didapat di ruang kelas, dan karenanya saya tentu senang ketika tahu, kalau mereka punya prior knowledge tentang 5W 1H sebagai struktur dasar sebuah berita.Saya beruntung, mendapatkan anak-anak ini, terutama pada cara mereka bereaksi terhadap ilmu dan hal baru. 

Senang rasanya dari proses singkat ini, mereka  berhasil memilih dewan redaksi mading sekolah, diketuai seorang cewek, dikawal dua cowok lain sebagai wakil dan sekretaris redaksi. 

Kegiatan ini saya rancang, dengan mengacu pada potensi dan aset yang dimiliki sekolah. Kami memiliki fasilitas perpustakaan yang cukup memadai, didukung komunitas literasi sekolah yang terdiri dari guru-guru bahasa sebagai motor utama gerakan. 

Muara dari kegiatan ingin adalah, pertama, murid terlibat aktif dalam mengorganisir tata kelola mading. Melalui Dewan Redaksi, mereka akan belajar untuk mengumpulkan informasi, mengolah dan mempublikasikan kepada warga sekolah. Proses ini mencerminkan aspek kepemilikan (ownership) murid dalam suatu kegiatan. 

Kedua, dalam bekerja, murid-murid akan saling berdiskusi, belajar membuat keputusan. Proses itu akan berlangsung melalui rapat rutin dua kali setiap bulan. Dalam rapat itu, para pengurus mading juga leluasa menentukan, materi atau tema apa yang akan diterbitkan dalam mading. Proses ini menggambarkan aspek suara (voice) dan pilihan (choice) yang ingin didorong melalui partisipasi murid dalam produksi mading sekolah. 

Dalam jangka panjang, saya ingin mengembangkan potensi murid-murid dalam wadah ini untuk terampil tidak hanya dalam menulis, tetapi juga memiliki kemampuan public speaking yang baik. Pendekatan yang akan diterapkan adalah, melatih keterampilan berpidato, diskusi, debat dan beretorika. Dengan cara ini, diharapkan partisipasi mereka dalam kegiatan literasi dengan mading sebagai medianya, juga menjadi basis mengorbitkan calon pemimpin-pemimpin di sekolah. 

Saya berharap, prakarsa ini akan memberi dampak, tidak hanya dalam upaya menumbuhkan budaya literasi di SMAN Kualin, tetapi juga menyiapkan bibit kepemimpinan di sekolah. Sekali lagi, memiliki 26 calon penulis muda dari komunitas yang kuat dengan budaya tutur, itu adalah berkah.

Hari ini kami masih berproses di mading, manual, siapa tahu suatu waktu nanti bisa pindah ke arena digital, website sekolah... Salam literasi👆

Post a Comment