Narasumber Bernardus Satel saat memfasilitasi kegiatan IHT Literasi |
Manajemen SD Inpres Papfatu, Desa Fatumnasi, Kecamatan Noebana menyelenggarakan Kegiatan In House Training (IHT) pada hari Sabtu, 18 Mei 2024. Robertus Rotok Sanga, S.Pd., Gr selaku panitia pelaksana kegiatan menyampaikan kegiatan ini sebagai respon atas hasil Raport Pendidikan tahun 2024 yang menunjukan capaian kompetensi literasi siswa SD Inpres Papfatu pada kategori cukup.
Indikator kompetensi yang dianggap cukup tersebut meliputi membaca teks informasi, membaca teks sastra, mengakses dan menemukan isi teks serta kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks. Berdasarkan hasil refleksi, pencapaian kompetensi tersebut erat hubungannya dengan kompetensi guru sehingga dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan.
Kepala Sekolah Yessy Herliyanti Koda, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan dengan penyelenggaraan kegiatan ini, kiranya guru – guru mendapat penyegaran agar nantinya dapat mengaktifkan kegiatan Reading Camp setiap hari selasa dan Kamis serta literasi 15 menit setiap hari sebelum Pelajaran dimulai.
Kepala sekolah, narasumber dan GTK |
“Sekolah kita pernah melaksanakan kegiatan reading camp namun jalannya belum maksimal dan konsisten sehingga dengan menyelenggarakan IHT ini, setidaknya menyegarkan pemahaman kita untuk kembali melaksanakan Reading Camp dan literasi 5 menit dengan konsisten dan terukur untuk meningkatkan kompetensi Literasi siswa”, ungkap Ibu Yessy, Sapaan Kepala sekolah SD Inpres Papfatu.
Kegiatan bertajuk IHT Penguatan Kompetensi Literasi GTK ini menghadirkan Narasumber Bernardus Satel, S.Pd., Gr. Cakupan materi yang disajikan dalam kegiatan ini meliputi sembilan komponen literasi dasar, yang meliputi kesadaran cetak, fonologi, pengetahuan alfabet, fonik, pemahaman, kosakata, berbicara, teta bahasa, dan menulis, dilengkapi dengan teknik pengajarannya di kelas.
Terlepas dari penyajian sembilan kompetensi literasi, narasumber yang juga adalah guru Penggerak Angkatan perdana di Kabupaten TTS ini membagikan tips sukses pelaksanaan Reading Camp. Menurutnya Reading Camp adalah suatu program pembinaan khusus yang harus terukur sehingga harus betul – betul dilaksanakan secara berkesinambungan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengukuran pencapaiannya.
Perencanaan reading camp sejatinya harus diawali dengan asesmen awal untuk mendiagnosa kemampuan awal literasi siswa, dengan begitu siswa dapat dikelompokkan sesuai dengan kondisi kesiapan untuk selanjutnya mendapat distribusi kelompok pendamping yang sesuai.
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatannya, selain konsistensi waktu, hal utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian konten dan media serta metode pendampingannya harus disesuaikan dengan kondisi kesiapan siswa karena siswa kelas atas sekalipun juga kemampuan awalnya masih sangat bervariasi. Untuk memastikan keberhasilan melaksanakan apa yang
Jeri Teftae, S.Pd, salah satu peserta mengungkapkan refleksinya pada akhir kegiatan bahwa dirinya sangat Bahagia dan bersyukur bisa menjadi bagian dari kegiatan yang bermakna ini. “ Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan yang sangat berharga ini. Walau saya sebagai guru kelas hanya jujur saja bahwa banyak hal – hal dasar dan bahkan dapat disajikan dengan mudah kepada siswa tapi selama ini tidak kami lakukan”.
Dirinya yang juga adalah guru kelas dua mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah yang telah menyetujui kegiatan ini juga secara khusus kepada Narasumber yang rela menempuh perjalanan Panjang dari Mollo Barat hingga Noebana untuk berbagi praktik baiknya kepada kami.
Posting Komentar