Di era modern yang kita kenal dengan era digital dan teknologi yang terus berkembang pesat, peran guru memiliki posisi yang penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga menjadi teladan dan sumber inspirasi. Menjadi guru di era kekinian, penting untuk memiliki keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis.
Selain itu, guru harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan proyek, diskusi dan aktifitas kolaboratif. Guru juga harus menjadi fasilitator yang memungkinkan peserta didik menjadi aktif, mandiri, kreatif dalam proses pembelajaran.
Perkembangan
teknologi juga membuka peluang baru bagi guru dalam menghadirkan pembelajaran
yang inovatif dan menarik. Guru dapat memanfaatkan berbagai perangkat dan sumber
daya digital untuk meningkatkan pengalaman belajar peserta didik. Misalnya,
penggunaan multimedia seperti aplikasi Canva, Quiziz, Google Form maupun Platform
Merdeka Mengajar (PMM). Ragam platform itu dapat membantu guru mempelajari hal-hal baru dan
diaplikasikan dalam pembelajaran.
Peran
guru tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan, tetapi juga melibatkan
pengembangan kepribadian dan keterampilan peserta didik agar kedepannya mereka mampu menghadapi tantangan
perkembangan zaman. Guru dipandang sebagai sosok panutan, karenanya segala
sesuatu yang dikerjakan harus sempurna.
Namun, tanpa disadari tuntutan untuk menjadi
sempurna tersebut bisa menjadi beban atau tantangan bagi guru itu sendiri. Ragam
tuntutan itu antara lain, perangkat administrasi pembelajaran, kemampuan menguasai tekhnolgi informasi dan
komunikasi, kebutuhan pengembangan
kompetensi diri seperti mengikuti pelatihan-pelatihan mandiri dan mengisi
e-kinerja di PMM. Kondisi tersebut dapat menyita banyak waktu guru, kemudian
berdampak pada kinerja guru untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif di kelas.
Ketika masuk ke kelas, guru kerap merasa terbebani karena ada sejumlah tugas administrasi yang belum terselesaikan dengan baik. Secara prikologis, perasaan demikian dapat berpengaruh pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kondisi demikian tentu merugikan peserta didik.
Selain itu, adapun tantangan
eksternal bagi guru yakni tidak memiliki waktu luang bagi keluarga. Ada
sejumlah tuntutan administrasi yang harus terselesaikan dalam waktu yang
ditentukan, sehingga terkadang guru menghabiskan waktu untuk menyelesaikan
tuntutan-tuntutan pekerjaan tersebut di rumah. Waktu di rumah yang seharusnya
digunakan untuk keluarga, akhirnya terpakai untuk menuntaskan urusan pekerjaan
guru.
Setiap
tantangan, tentu memerlukan solusi. Untuk menghadapi tantangan tingginya aktivitas profesi guru, solusi
terbaik menurut penulis adalah tata kelola waktu (time management). Guru
harus mampu membagi waktu dengan baik dalam mengerjakan administrasi pembelajaran,
memfasilitasi kegiatan pembelajaran,
maupun mengisi waktu untuk keluarga. Dengan pengaturan waktu yang baik, guru
akan dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab, tanpa mengorbankan waktu
bersama keluarga di rumah.
Meskipun
ada tantangan-tantangan yang dihadapi, namun menjadi guru juga merupakan sebuah
anugerah, setidaknya dalam dua perspektif. Pertama, guru sering dijuluki
sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Ungkapan ini dimaknai bahwa guru adalah manusia biasa tetapi mampu
menghasilkan manusia-manusia yang luar biasa dalam diri para lulusan. Hal
tersebut menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi guru. Julukan tersebut juga
dapat membangkitkan motivasi, yang melahirkan keikhlasan dan ketulusan dalam
mengemban peran sebagai pendidik.
Kedua,
dari sisi ekonomi, profesi guru tentu mendapatkan manfaat secara finansial. Pemerintah menyediakan fasilitas seperti tunjangan profesi untuk guru-guru yang telah memenuhi persyaratan, Ini adalah bukti, bahwa pemerintah menempatkan guru sebagai salah satu profesi
yang bermartabat.
Profesi guru memerlukan sosok yang serba bisa dari aspek kompetensi dan keterampilan, selain tantangan penguasaan teknologi untuk diaplikasikan dalam pembelajaran. Guru memang memiliki beban kerja yang tinggi. Namun, dengan memandang profesi guru sebagai anugerah, maka akan tumbuh motivasi dan ketulusan untuk mengatasi setiap tantangan yang dihadapi.
Senglisara Y. Saefatu, S.Pd. lahir di Soe 19 Maret 1996. Alumni FKIP Kimia UNIKA Widya Mandira Kupang. Guru SMAN Tobu-Kab. TTS |
Ostafina Liubana, S.Pd. Alumni Unkris Wartha Wacana Kupang. Lahir di Fatufenu, 2 Oktober 1992. Guru PAK SMA Negeri Tobu. |
Posting Komentar