Oleh Chandra S. Rea, S.Pd
 Guru Fisika SMA Negeri Tobu

Dalam pembelajaran Fisika, kemampuan memahami konsep  merupakan salah satu syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar Fisika. Penguasaan konsep yang baik, dapat memecahkan setiap permasalahan Fisika, baik permasalahan Fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk asesmen.


Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis di SMA Negeri Tobu pada kelas XI, ditemukan masalah bahwa pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh peserta didik. Akibatnya, tujuan pembelajaran menjadi sulit tercapai. 


Hasil pengamatan selama proses pembelajaran menunjukkan minimnya perhatian, minat  dan semangat belajar peserta didik terhadap pelajaran Fisika. Peserta didik yang aktif dalam pembelajaran dan bertanya saat guru menjelaskan materi hanya 29,41% (10 orang), peserta didik yang  sesekali bertanya 14,70% (5 orang), sedangkan 55,88% (19 orang) bersikap pasif. 


Kondisi ini berdampak pada capaian belajar peserta didik  yang tidak mencapai KKM Pelajaran Fisika yakni 76. Nilai peserta didik hanya berkisar antara 65-70 sehingga peserta didik yang tuntas 15 orang dari 34 peserta didik sehingga untuk mencapai KKM yang telah ditentukan maka harus diadakan ujian remedial.


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis menerapkan model pembelajaran Game Based learning (GBL) untuk mengatasi permasalah yang ada dan menciptakan kegiatan belajar fisika yang asik dan menyenangkan di kelas.


Model Pembelajaran Game Based Learning (GBL) mempunyai kelebihan. Kelebihannya antara lain; menciptakan suasana belajar yang nyaman, meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan siswa dan meningkatkan semangat kompetisi serta kerjasama antar peserta didik agar termotivasi dalam belajar. Kegiatan tersebut dapat mendorong  peserta didik memahami materi pelajaran fisika.


Penerapan Game Based learning (GBL) merupakan model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, dimana guru tidak hanya mengajarkan rumus saja, namun dapat menciptakan suasana belajar  berupa permainan sehingga peserta didik bersemangat, aktif, dan memusatkan perhatiannya dalam kegiatan pembelajaran. 


Bahkan, diperkuat dengan sikap guru yang berusaha untuk terbuka, ramah dan sabar dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat belajar serta menciptakan suasana belajar yang asik dan menyenangkan. Seperti yang dijelaskan oleh Slamet (Yesinta, 2012) bahwa perhatian seseorang akan tertuju atau diarahkan pada hal-hal baru, dan wujud perhatian tersebut merupakan salah satu dari karakteristik siswa yang berminat belajar. 


Metode scramble memberikan pengalaman baru bagi peserta didik untuk belajar kelompok, dapat memberi motivasi pada peserta didik untuk lebih bersemangat dan menciptakan suasana belajar Fisika yang asik dan  menyenangkan. Sesuai teori yang dikemukakan Azwar (Yesinta, 2012) yaitu salah satu faktor yang dapat membentuk minat belajar peserta didik adalah adanya pengalaman pribadi. 


Adanya pengalaman pribadi merupakan dasar terbentuknya minat belajar peserta didik sebagai salah satu ciri motivasi belajar yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan minat, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Selain itu, Sugiharti (2011) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode scramble cukup efektif untuk menarik minat peserta didik untuk mempelajari Fisika sehingga hasil belajarnya lebih baik, asik dan menyenangkan.


Game Based learning (GBL) merupakan salah satu model pembelajaran  berbasis permainan yang dapat menarik perhatian peserta didik dan dirancang untuk membantu peserta didik  mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Game Based learning (GBL) ini cocok untuk semua mata pelajaran. Guru dapat memprogramkan sejumlah materi yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dalam bentuk permainan.


 Tahapannya adalah sebagai berikut; Menyampaikan tujuan  dan mempersiapkan permainan, Membuat kelompok, Menentukan sistem permainan dan peraturan dan memulai permainan Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.


Dalam penerapan  model  pembelajaran Game Based learning (GBL) di kelas terlihat bahwa minat belajar siswa mulai meningkat ketika ditetapkannya  Game Based learning (GBL) dan diberikan test setelah kegiatan pembelajaran maka ditemukan  bahwa peserta didik yang berperan aktif, bersemangat, mencari tahu jawaban dari berbagai sumber dan bertanya 58,82% ( 20 orang,) peserta didik yang mulai untuk bertanya  sesekali 23,52% (8 orang) dan  peserta didik yang hanya duduk diam dan asik dengan kegiatan lainnya saat kegiatan pembelajaran berlangsung  mulai berkurang hingga 17,64% (6 orang).


Dengan demikian penulis memperoleh hasil bahwa  Game Based learning (GBL) merupakan model pembelajaran yang baru bagi siswa, namun memancing perhatian dan semangat belajar peserta didik, dimana guru tidak hanya mengajarkan rumus saja, namun dapat menciptakan suasana belajar  yang  asyik  dan menyenangkan sehingga siswa bersemangat, aktif, dan memusatkan perhatiannya dalam kegiatan pembelajaran serta memberikan peranan penting dalam pembelajaran Fisika di kelas. 


Kegiatan peserta didik saat pembelajaran dari pertemuan awal sampai akhir, step by step rasa ingi tahu peserta didik untuk menemukan jawaban serta berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran Fisika mulai meningkat.

 

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya menciptakan suasana belajar  Fisika yang asik dan menyenangkan, guru sebagai fasilitator proses belajar mengajar hendaknya merencanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan seperti  menerapkan model pembelajaran Game Based learning (GBL) sebagai salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yg asik dan menyenangkan di kelas.

Post a Comment