Oleh Jusniati Viktoria Tasoin, S.Pd. Kepala SMKN Polen. Guru Penggerak Angkatan 9, Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan 12 |
Ketika mendengar Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP), pertama kali yang ada dalam benak dan perasaan saya adalah
sesuatu yang menakutkan, meresahkan karena akan menyita waktu untuk
menjalankan tugas sebagai kepala
sekolah. Saya berusaha untuk menghindari program ini, tetapi dengan berjalannya
waktu dan tuntutan memiliki NUKS, sebagai salah satu syarat menjadi kepala
sekolah, saya akhirnya mendaftar.
Selain itu, dukungan datang dari Kordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK/SLB Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)
yang dalam setiap pertemuan, selalu menanyakan kabar kami terkait pendaftaran
Calon Guru Penggerak (CGP). Atas dorongan inilah, saya lalu mendaftar dan
mengikuti seleksi CGP angkatan 9, dan saya berhasil lulus seleksi.
Awalnya saya ragu, akankah saya mampu
menyelesaikan pendidikan guru penggerak yang dilaksanakan selama 6 (enam)
bulan? Namun, keraguan itu akhirnya sirna ketika pendidikan mulai berlangsung.
Banyak hal yang saya peroleh dari modul pembelajaran, maupun praktik-praktik
baik. Saya juga belajar, bagaimana mengatur waktu, agar aktivitas sebagai CGP
dan kepala sekolah berjalan seiring.
Saya mendapat banyak kesempatan untuk
belajar dan berbagi bersama teman-teman CGP, para Pengajar Praktik,
Fasilitator, maupun instruktur dalam pendidikan guru penggerak. Kesempatan emas
yang lain datang, ketika dilibatkan oleh Balai Guru Penggerak NTT dalam dua
kegiatan di Hotel Neo Aston Kupang. Hal ini semakin memotivasi saya untuk
belajar, dalam mendalami dan mengimplementasikan modul-modul pendidikan guru
penggerak.
Perasaan takut dan resah saat pertama kali
mendengar kalimat pendidikan guru penggerak, dengan sendirinya sirna, diganti
dengan kebahagiaan. Momentum yang membahagiakan yaitu, ketika melakukan persiapan panen hasil belajar
CGP. Saya diminta untuk mewakili para
CGP, untuk berbagi program di sesi
berbagi praktik baik tentang program yang berdampak pada murid. Pada saat
kegiatan panen hasil, tim dari BGP Provinsi NTT pun menilai setiap hasil
belajar CGP yang dipamerkan di stand masing-masing kelompok.
Tanpa disadari saya termasuk salah satu
peserta yang terpilih dari 10 orang peserta CGP se-Provinsi NTT untuk mengikuti
pameran bulan merdeka belajar dengan membawa produk hasil panen belajar selama
6 bulan menjadi CGP. Saat dihubungi via telepon, saya sangat bersyukur, tidak
sia-sia terlibat di PPGP. Pada tanggal 16-18 Mei 2024 saya mengikuti pameran
bulan merdeka belajar di Kupang.
Di
sana, saya belajar banyak hal dari teman-teman Guru Penggerak yang alumni
angkatan 9. Banyak produk atau hasil belajar yang dibawa, dan kami saling
berbagi praktik baik. Saya bersama 9 rekan guru penggerak, berbagi praktik baik
dengan para undangan yang hadir dalam pameran tersebut. Saya merasakan banyak
manfaat dari pendidikan guru penggerak.
Lagi-lagi, pada bulan Nopember 2024, ketika
saya melakukan perjalanan menuju Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa
Tenggara Tmur dalam urusan dinas, saya dikagetkan lagi dengan undangan
mengikuti Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah alumnus Guru Penggerak
yang dilaksanakan di Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi
Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang, Jawa Timur.
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya, dalam
mengemban tugas kepala sekolah. Di sana kami belajar dan berbagi praktik baik
bersama peserta pelatihan maupun fasilitator. Jika dalam modul pendidikan guru
penggerak belum mengkaji lebih dalam tentang kepemimpinan kepala sekolah, maka
di sini kami difasilitasi untuk belajar dan mendalami apa yang harus dilakukan
seorang kepala sekolah untuk mencapai Sekolah Menegnagh Kejuruan (SMK) yang
dicita-citakan.
Kami belajar, bagaimana memaknai data
sekolah untuk meningkatkan kualitas layanan di satuan pendidikan, berefleksi
dan melakukan upaya-upaya perbaikan, rencana aksi nyata, aksi nyata sampai pada
tahap rencana tindak lanjut. . Materi ini benar-benar menyentuh saya sebagai
seorang kepala sekolah.
Sekembalinya dari Malang, pada tanggal 20-21
Nopember 2024, saya memandu warga sekolah yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan, komite, dan
perwakilan peserta didik di sekolah berdiskusi memaknai data satuan pendidikan
dan kami melakukan identifikasi, refleksi, dan benahi untuk melakukan upaya
peningkatan kualitas layanan di satuan pendidikan yang saya pimpin.
Dari kegiatan ini, kami dapat membuat
rencana kerja/program tahun 2025. Saya merasa senang dan bahagia, mampu
mengembangkan kompetensi diri ditengah himpitan kesibukan menjalani tugas
sebagai kepala sekolah. Selain itu, kompetensi warga sekolah juga dapat
ditingkatkan. Di penghujung tahun 2024, saya ingin mengatakan bahwa Guru
Penggerak terbangkan saya ke Malang untuk belajar dan kembali dengan membawa sejuta
harapan daniImpian, yang akan diwujudkan pada tahu baru tahun 2025.
Posting Komentar