Oleh Devri Maria Magdalena Nuban,S.Psi Guru BK SMAN 1 Mollo Selatan |
Pemahaman tentang tindakan perundungan (bullying) di sekolah sangat penting, agar dapat menciptakan
lingkungan sekolah yang aman
dan nyaman. Kenyamanan di lingkungan
sekolah merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) bullying adalah perilaku tidak menyenangkan
yang dilakukan secara verbal, fisik ataupun sosial baik di dunia nyata maupun dunia
maya. Kemendikbud
berupaya menerapkan pendidikan karakter
dalam Kurikulum Merdeka. Namun, apakah upaya tersebut sudah berjalan
optimal? Sedangkan kenyataannya,
kasus bullying
terus meningkat.
Hasil survey kemendikbud
menunjukkan
24.4% potensi bullying
terjadi di lingkungan sekolah, termasuk di NTT. Perilaku
bullying memiliki dampak jangka panjang bagi korban, maupun pelaku itu
sendiri. Beberapa dampak tindakan perundungan antara lain pertama,
secara emosional korban mengalami stres, cemas dan
depresi.
Kedua, dari sisi akademis,
korban sulit konsentrasi saat belajar baik di sekolah maupun di rumah. Korban juga cenderung takut masuk sekolah, sehingga
berdampak pada prestasi akademik.
Ketiga, dampak secara sosial, yakni korban merasa sulit mempercayai orang lain. Korban perundungan mengalami kesulitan saat bersosialisasi dengan teman-teman lain. di sekolah.
Keempat, dampak fisik dimana korban bullying
sering mengeluhkan
masalah
kesehatan seperti sakit kepala, sakit perut hingga masalah kesehatan lainya
Mencermati ragam dampak negative dari tindakan perundungan di sekolah, para pendidik memiliki peran penting untuk mencegah perilaku tersebut. Sebagai guru Bimbingan Konseling (BK), saya sering menangani berbagai kasus yang ada di sekolah. Dari semua kasus yang ada, yang paling sering terjadi yaitu perilaku bullying antar peserta didik.
Perilaku perundungan, bahkan dapat menimbulkan konflik di kelas maupun meluas ke lingkungan sekolah. Setelah mempelajari kasus-kasus perundungan yang ditangani, saya mendapati bahwa para peserta didik sering melakukan bullying secara verbal.
Ucapan verbal
yang bernuansa candaan, tanpa mereka sadari
merupakan perilaku bullying.
Karenanya,
untuk mengatasi hal tersebut,
intervensi yang saya
lakukan yaitu melaksanakan bimbingan
klasikal di setiap kelas dengan topik dampak
Bullying.
Dampak
perilaku bullying
sangat luas dan merugikan korban,
Karenanya, perlu keterlibatan semua pihak terkait di sekolah
untuk mencegahnya. Semua
warga sekolah harus diedukasi, agar
memiliki pemahaman yang baik tentang perilaku bullying dan dampaknya.
Dari kajian ini, menurut saya mestinya tugas mencegah perilaku perundungan di sekolah tidak semata menjadi tanggungjawab guru BK. Semua pihak di sekolah harus merapatkan barisan, terlibat aktif dalam upaya pencegahan.
Gerakan bersama semua warga sekolah, dapat mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, kondusif dan bebas dari kekerasan dalam bentuk apapun.
إرسال تعليق